Langsung ke konten utama

Postingan

Terbang dengan Pelikan: Sebuah Perjalanan Impian yang Berakhir Tragis

Disuatu pagi yang cerah seekor ikan tongkol kecil berenang menuju permukaan air untuk melihat dunia luar selain dunia air, yaitu dunia udara. Ikan tongkol kecil itu selalu takjub jika sudah menatap keindahan dunia di atas sana karena matahari bersinar begitu cerah dan burung-burung terbang bebas di angkasa. Ada satu hal yang membuat ikan tongkol kecil begitu penasaran, yaitu bagaimana rasanya terbang bebas di angkasa seperti burung-burung lainnya. Pasti sangat menyenangkan bisa terbang bebas di udara layaknya burung-burung tersebut. Dengan rasa penasaran itulah, ikan tongkol kecil mendatangi Ibunya untuk bertanya bagaimana caranya agar dia bisa terbang bebas di udara selayaknya burung-burung yang terbang bebas di angkasa.  “Ibu, bisakah Ibu beritahu kepadaku, bagaimana caranya kita bisa terbang di udara seperti burung-burung itu Ibu?” Tanya Ikan Tongkol kecil seraya menengadahkan wajahnya ke atas. Matanya menatap takjub kepada burung-burung Camar yang terbang bebas di atas sana. Se...
Postingan terbaru

Mimpi yang Terasa Nyata

Ada beberapa situasi aneh yang kurasakan saat ini, tiba-tiba aku sedang berada di sebuah mini market sambil memegang sebuah keranjang merah. Aku jadi bingung entah mengapa aku memulai hariku dari sini, namun aku akan menjalaninya saja walau hatiku diliputi oleh berbagai pertanyaan-pertannyaan. Aku kemudian berjalan mondar – mandir diantara lorong - lorong rak mini market. Mataku selalu saja melihat ke benda – benda lain. Padahal tujuannya mau membeli es krim. Karena aku tidak ingin membuang – buang waktu, segera ku ambil es krim coklat kacang yang menjadi favoritku dari lemari pendingin, kebetulan juga aku bertemu dengan teman kelasku, namanya Cika, woah benar-benar suatu kebetulan bisa bertemu dengan dia di sini, lagian aku sudah lama sekali tidak bicara dengan dia. "Hai, Sell. Mau beli es krim juga, ya?" ujarnya menyapaku lebih dahulu. Dia terlihat memilih bebera es krim yang ingin dia beli. "Iya, Cika. Panas banget hari ini bawaannya jadi pengen makan es krim deh, heh...

Terkadang Brengsek, Kadang Sayang: Chat yang Memulihkan Hati

Malam minggu kali ini gue nikmati dengan menonton sebuah drakor sambil menikmati keripik bawang yang baru saja gue beli di mini market terdekat. Drakor yang sedang gue tonton sudah setengah jam berjalan, lalu tiba-tiba sebuah pesan dari nomor kontak yang sama sekali tidak gue simpan memenuhi papan notif di hp gue. Dahi gue berkerut ketika melihat nomor asing itu, hati ini bertanya-tanya donk, siapakah gerangan orang ini? Dan anehnya lagi dia ngasih gue chat yang banyak diwaktu yang bersamaan. Gue menjilati ujung-ujung jari yang ditaburi oleh bumbu keripik yang sedang gue nikmati, lalu segera membuka pesan dari nomor asing yang sama sekali tidak pernah gue simpan. Sebelah alis gue terangkat, dalam hati gue bergumam 'Dasar Anjing'. "Assalamualaikum, Dwi. Gimana kabarnya?" "Alhamdulillah gue sehat-sehat saja di sini." "Ngomong-ngomong, lo lagi ngapain?" Bibir gue mengerucut disaat melihat tiga bubble chat yang gue terima. Mood gue jadi rusak karena or...

Di Antara Jeda Jarak dan Perasaan

Maya menatapi layar ponselnya dengan tatapan mata yang sendu. Pada layar ponselnya, Maya menatapi profil WhatsApp seorang cowok yang akhir-akhir ini tidak dia ketahui bagaimana keadaan dirinya di sana. Hatinya yang penuh semangat dulu kini terasa terhimpit oleh gelapnya awan konflik yang menggelayut di antara dirinya dengan seorang cowok yang dicintainya, Rizal. Awalnya, semuanya begitu indah. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling merajut mimpi dan keindahan itu berlangsung singkat. Namun, kini, semuanya telah berubah. Video call yang biasanya jadi cahaya harapan menjelang tidur, tiba-tiba lenyap. Pesan singkat yang biasanya mengalir mulus seperti air, kini menguap menjadi kabut kebisuan. Maya merasa tenggelam dalam kebingungan. Mengapa Rizal tiba-tiba seperti menjauh? Semua itu berawal dari rasa tak nyaman Rizal yang tumbuh. Rasa itu mendorongnya untuk mengutarakan ketidakpuasannya pada Maya. Maya pun tak ingin berdiam diri. Ia mencoba untuk memperbaiki segalanya, tanpa menyadari...

Petualangan Garnetta

Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana kita bisa memanjakan diri untuk bangun lebih siang dari hari yang biasanya. Namun, tidak berlaku bagi kedua orang tua Garnetta dengan Andrea, menurut dia, hari Minggu dikeluarganya adalah hari untuk mengerjakan sesuatu yang menguras tenaga, seperti saat sekarang ini. Suara palu yang beradu dengan paku membuat Garnetta harus menutup telinganya menggunakan bantal guling. Ini masih terlalu pagi untuk mendengar suara orang menukang - nukang di pagi Minggunya, dia masih ingin tidur dengan nyenyak lalu terbangun jam sepuluh pagi. Tetapi harapannya tidak demikian, selain suara palu yang membisingkan telinga, dia harus memaksakan diri untuk bangun karena suara teriakan mama juga menggemakan seisi rumah. "Garnetta! Bangun nak, sudah jam 12 siang belum juga bangun. Kalau enggak bangun juga, uang jajan kamu selama seminggu tidak mama beri." teriaknya dengan suara lantang. Lagi - lagi peringatan itu, Garnetta sudah bosan mendengarnya, tetapi kenya...

DOI

  Emoticon flat itu selalu mengingatkanku kepada seorang cowok tinggi yang memiliki tampang biasa saja dan bisa dibilang bukan tipe kebanyakan idamannya para cewek. Aku sedikit heran dengan diriku sendiri, entah mengapa lelaki bertampang biasa itu mampu mencuri hatiku yang lembut ini. Namun, ada satu hal yang bikin aku jadi menaruh rasa sama si cowok bertampang datar itu. Dia itu terlalu baik, bahkan hampir ke semua cewek yang pernah menjadi temannya. Tidak ada yang salah dengan sikap baiknya itu, hanya saja beberapa perempuan selain diriku juga pernah menaruh rasa dengannya yaitu sahabatku sendiri, dan aku merasa risih dengan hal itu. Beberapa hari belakangan ini aku memikirkan dia, ya dia, siapa lagi kalau bukan si cowok bertampang datar itu. Kami  menghabiskan waktu bersama layaknya seorang teman di kelas, tetapi aku selalu menganggapnya lebih. Aku jadi berpikiran jika dia juga menyukai diriku. Malam sebelum tidur, aku sedikit berangan-angan jika kami bersama, mungkin kita ...